Penelitian: 182 Juta Orang di Penjuru Dunia Kecanduan Internet

Penelitian: 182 Juta Orang di Penjuru Dunia Kecanduan Internet

Selasa, 23/12/2014 12:35 WIB
 
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Hong Kong, Internet seperti menjadi bagian yang tak lagi bisa terpisahkan dari kehidupan manusia. Namun bila waktu Anda tersita untuk menggunakan internet atau Anda jadi uring-uringan bila sehari saja tak membuka internet, bisa jadi Anda sudah kecanduan.

Seperti dikutip dari jurnal Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, Selasa (23/12/2014), sebuah studi terbaru dari University of Hong Kong mengungkap diperkirakan 6 persen penduduk dunia atau sekitar 182 juta orang mengalami kecanduan internet. Angka ini didapat Cecelia Cheng dan Angel Yee-lam Li setelah me-review 80 studi berskala global tentang kecanduan internet yang berasal dari 31 negara di tujuh benua.

Di antaranya AS, Australia, Austria, Estonia, Prancis, Jerman, Irlandia, Norwegia, Swedia, UK, Bulgaria, Siprus, Republik Ceko, Yunani, Hungaria, Italia, Polandia, Romania, Serbia, Slovenia, Spanyol, Iran, Isarel, Libanon, Turki, Tiongkok, Hong Kong, India, Korea Selatan, Taiwan, dan Kolombia.

Total juga ada 544 partisipan yang dilibatkan dalam survei ini, 49 persen laki-laki dan sisanya perempuan, dengan usia rata-rata 18,42 tahun.

Hasilnya, kecanduan internet paling banyak ditemukan di Timur Tengah dengan prevalensi sebesar 10,9 persen. Negara yang termasuk di dalamnya yaitu Iran, Israel, Libanon, dan Turki. Disusul Amerika Utara dengan 8 persen; Eropa Selatan dan Eropa Timur dengan 6,1 persen; Oceania (Australia dan sekitarnya) 4,3 persen; dan prevalensi terendah ditemukan di Eropa Utara dan Eropa Barat yang hanya mencapai 2,6 persen.

Uniknya di Amerika Selatan justru tidak ditemukan laporan tentang prevalensi ini. Salah satu alasan terkuat adalah tidak banyak penelitian tentang kasus kecanduan internet yang dilakukan di kawasan ini.

Fakta ini juga bisa dikaitkan dengan perbedaan tingkat penetrasi internet (IPR) pada ke-31 negara tersebut. Peneliti juga menemukan 68 persen penduduk di negara-negara tersebut mempunyai akses internet. Dan yang tertinggi ada di Oceania. IPR-nya mencapai 89 persen.

Yang tak kalah unik, meskipun didapuk sebagai kawasan dengan prevalensi kecanduan internet tertinggi di dunia, namun hanya sedikit dari penduduk di kawasan ini yang memiliki akses langsung ke internet. Besarnya hanya 55 persen saja.

Menanggapi hal ini, Dr Richard Graham dari Capio Nightingale Hospital, London mengatakan internet begitu disukai karena memberikan banyak kesenangan. "Dan yang paling penting adalah kebebasan untuk mengekspresikan diri dengan cara yang tak mungkin dilakukan di dunia nyata, baik lewat situs jejaring sosial atau situs berbagi video, maupun sekadar menuliskan komentar di artikel online," papar Dr Graham.

Dokter yang memimpin program penanganan adiksi terhadap teknologi tersebut juga memaklumi bila internet seringkali dimanfaatkan sebagai sarana pelepas stres.

"Risikonya jadi bukan semata ingin menggunakan internet secara terus-menerus," keluhnya. Seperti halnya diungkapkan melalui hasil riset terbaru dari FrontRange. Ternyata lebih dari separuh pengguna gadget (53 persen) di penjuru dunia mengakui bila mereka merasa cemas bila tak bisa menggunakan ponselnya.