Raja Abdullah mangkat, Israel sedih kehilangan sekutu dekat

Raja Abdullah mangkat, Israel sedih kehilangan sekutu dekat

Raja Abdullah mangkat, Israel sedih kehilangan sekutu dekat

Merdeka.com - Mangkatnya Raja Abdullah akhir pekan ini tidak hanya memicu suasana berkabung di seantero Timur Tengah. Israel termasuk yang galau dengan pergantian kekuasaan mendadak di Arab Saudi.
Sumber International Business Times, Sabtu (24/1) mengatakan pemerintahan Israel kini berusaha menjalin komunikasi dengan Pangeran Salman, penguasa baru Negeri Petro Dollar itu.

Israel berkepentingan memastikan penguasa baru Saudi tidak mengubah Kesepakatan pada 2002 yang dibuat Liga Arab. Dalam perjanjian tersebut, anggota Liga Arab mau berdamai dengan Israel asal tentara Zionis menarik diri dari wilayah Palestina.
Tidak hanya berdamai, negara teluk seperti Saudi, Uni Emirat Arab, atau Yaman bersedia membangun hubungan bilateral dengan Zionis. Termasuk soal perdagangan dan keamanan.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama pun memahami kegalauan Israel. Sehingga saat mengucapkan bela sungkawa kemarin, poin yang dia tekankan adalah pentingnya pemimpin baru Saudi untuk mempertahankan hasil kesepakatan 2002.
"Inisiatif Liga Arab adalah kebijakan penting dari mendiang Raja Abdullah. Langkah beliau penting menjaga stabilitas di Timur Tengah," kata Obama.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam kesempatan terpisah juga mengakui krusialnya perjanjian Liga Arab. "Inisiatif tersebut merupakan jalan satu-satunya Israel dalam bernegosiasi dengan dunia Arab," tuturnya.
Sesaat setelah dinobatkan sebagai penguasa baru Saudi, Pangeran Salman menegaskan tidak akan mengeluarkan kebijakan yang berbeda drastis dari kakak tirinya.
Dengan demikian, pria 78 tahun itu pun akan tetap menjaga hubungan ambigu dengan Israel. "Kami akan terus mengikuti kebijakan yang telah Arab Saudi ikuti sejak berdirinya," dalam pidato yang disiarkan televisi negara.

 Sumber: Merdeka.com